Berdasarkan data sejarah, Agama Hindu masuk ke Indonesia sekitar abad I Masehi, sebagaimana yang terdeteksi dari prasasti-prasasti peninggalan sejarah Bangsa Tionghoa. Kerajaan-kerajaan Hindu yang berkembang pesat di Indonesia, antara lain Kerajaan Hindu di Kutai, Kalimantan Thnur (awal abad V), Kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat dan seterusnya.
Dalam kenyataannya, peninggalan tentang jenis wayang di Indonesia cukup banyak—hingga sampai ratusan jenis. Sebagaimana basil penelitian RM Ismukandar K dalam karya “Wayang: Asal-Usul dan jenisnya” (1985). Meski demikian, Ismukandar tidak menulis semua jenis wayang dalam bukunya, tetapi mencoba untuk diklasifikasikan sesuai dengan penggolongannya masing-masing. Sebab, ia merasa kesulitan mengidentifikasikan jenis-jenis wayang yang berkembang di Indonesia, sebab ada yang masih herkembang dan sebagiannya ada yang sudah punah.
Ismukandar (1985) akhirnya mengidentifikasikan jenis wayang tersebut ke dalam beberapa golongan; yakni Wayang Beber; Wayang Gedhog, Wayang Kidang Kencana, Wayang Kulit (Purwa), Wayang Golek, Wayang Sunggingan, Wayang Karucil/Klitik, Wayang Wong, Wayang Keling Pekalongan, Wayang Da'wah, Wayang Kulit Betawi, Wayang Kulit Bali, Wayang Potehi, Wayang Madya, Wayang Tasripin, Wayang Suluh, Wayang Wahana, Wayang Kulit Perjuangan Dan Wayang Kulit Kancil, Wayang Pancasila, dan Wayang Wahyu. Terakhir, dari Blitar-Jawa Timur, Ki Sudrun menciptakan `Wayang Sadat' yang menceritakan tentang Babad Tanah Jawa termasuk cerita para Wali Sanga.
Betapa banyaknya corak-ragam jenis wayang yang berkembang di indonesia. Memang, di antara jenis wayang tersebut di atas, Wayang Kulit (Wayang Purwa) termasuk kategori yang paling berkembang hingga diakui sebagai `warisan dunia' oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Selain itu, Wayang Golek dari Suku Sunda di Jawa Barat juga masih sangat eksis dalam khasanah kesenian di tanah air.
Tulis Komentar Kamu dibawah, pilih Name/URL atau pilih Anonymous.
0 Komentar untuk "Mengenal Jenis Wayang Indonesia"Post a Comment